22 November 2007

Strategi integrasi vertikal

Strategi integrasi vertikal (vertical integration strategies) merupakan strategi yang menghendaki perusahaan melakukan penguasaan yang lebih atas distributor, pemasok dan atau para pesaing baik melalui merjer, akuisisi, atau membuat perusahaan sendiri.

Strategi integrasi dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1) Integrasi ke depan (Forward Integration) merupakan strategi untuk memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer,
2) Integrasi ke belakang (Backward Integration) merupakan strategi untuk mencari kepemilikan atau meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok, dan
3) Integrasi horisontal (Horizontal Integration) merupakan strategi untuk mengendalikan para pesaing

Perusahan tertarik melakukan integrasi vertikal didasarkan atas alasan:
1) dapat menciptakan "barrier to entry" bagi pendatang baru,
2) memberikan fasilitas investasi,
3) menjaga kualitas produk, dan
4) memperbaiki penjadualan.

Strategi integrasi vertikal juga memiliki kelemahan, yaitu:
1) kelemahan dalam hal biaya,
2) teknologi, dan
3) adanya permintaan berfluktuasi.

Berdasarkan hasil diskusi matakuliah strategic management dibawah
bimbingan pak John Suprihanto, kelemahan permintaan fluktuasi tidak terjadi ketika perusahaan menggunakan strategi integrasi ke belakang, 
karena perusahaan telah menguasai pasar dengan baik.

Tidak ada komentar: